Kamis, 30 Mei 2013

KBB#34 : Bika Ambon

Tantangan KBB#34 ini beneran membuat gemes. Tantangannya membuat bika ambon, cake paling antik sedunia. Jiahahhahaa *lebay. Gimana nggak antik, namanya Bika Ambon, tapi banyak ngetopnya dijual di kota Medan, Sumatera Utara. Hehehhee. Entah apa yang membuat nama cake ini menjadi Bika Ambon, yang pasti membuat cake ini bikin merengut. Gak bisa bagus euy jadinya . Gak pinter - pinter dari dulu, heran...


Dapat resep dari surat tjinta KBB yang dikirim host. Sudah dibaca baik - baik setiap tahap. Sepertinya tidak ada yang terlewat.

KBB#34: Made in Indonesia
Resep
BIKA AMBON
by Rachmah Setyawati
Bahan Biang :
50 gr Tepung Terigu
20 gr Ragi
25 gr Gula Pasir
3 gr Garam Halus
100 ml Air Kelapa

Bahan lainnya :
250 gr Tepung Tapioka/Kanji
12 butir kuning telur
4 butir putih telur
275 gr Gula Pasir

Bahan Cair :
500 ml Santan mentah kental (dari 2 butir kelapa utuh)
2 gr Garam halus
3 btg Serai
8 lbr daun jeruk (buang tulang daunnya)
2 lbr daun pandan

Cara membuat :
1. Aduk bahan biang. Taruh dlm baskom ragi instant, tepung terigu, lalu gula pasir dan garam halus. Tuangi air kelapa, uleni /aduk dengan tangan hingga merata, lalu tutup baskom dengan lap/plastik wrap, diamkan hingga 30-45 menit. Biarkan hingga adonan biang mengembang.
2. Sambil menunggu adonan biang mengembang, masak santan kental beserta garam halus, serai, daun jeruk dan daun pandan , hingga panas saja (tidk sampai mendidih). Sisihkan , biarkan dingin suhu ruang.
3. Kocok semua telur dan gula pasir hingga mengental. Kemudian ambil adonan biang, campurkan dengan tepung tapioka/kanji, aduk menggunakan tangan merata. Lalu tambahkan adonan telur kental tadi ke dalamnya sedikit demi sedikit sambil terus diaduk tangan. Gerakkan telapak tangan naik turun saat mengaduknya (dikeplok-keplok), hingga tercampur merata semua adonan. Kemudian masukkan santan kental yang sudah disaring terlebih dahulu. Aduk rata kembali menggunakan tangan,dgn cara yg sama dikeplok-keplok hingga adonan tercampur rata dengan tekstur yg halus (sekitar hampir 20menit), kemudian diamkan adonan ini hingga 3 jam (tutup atas dgn lap/plastic wrap).
4. Setelah 3 jam, olesi tipis2 seluruh permukaan loyang dgn minyak goreng. Alasi permukaan dasar loyang dgn kertas roti dan poles lagi minyak goreng. 
5. Panaskan oven dengan panas sedang (sekitar 160 derajat celcius) - api bawah saja. Letakkan sejenak loyang tadi sekitar 15 menit di dalam oven, kemudian keluarkan dan tuang adonan ke dalam loyang.
6. Masukkan loyang berisi adonan ke dalam oven, panggang di rak paling bawah, buka sedikit pintu oven , hanya hingga adonan bika ambon dlm loyang sudah terlihat berlubang2 permukaan atasnya (pertanda sudah mulai terbentuk serat pd adonan bika ambon, baru kemudian tutup pintu oven , lanjutkan pemanggangan hingga matang sempurna, sekitar 40-50menit. 
Lakukan tes tusuk untuk lebih menyakinkan apakah kue sdh matang sempurna. Setelah matang, matikan api bawah oven,
Lalu nyalakan api atas, panggang sejenak/hingga permukaan bika ambon terlihat lebih kecoklatan. 
7. Matikan api oven, keluarkan bika ambon, diamkan di suhu ruang hingga dingin, baru kemudian gunakan pisau kecil tajam, untuk membantu mengeluarkan bika ambon dari loyangnya.
Keterangan : untuk loyang kotak ukuran 20X20X7/10cm



Tahap demi tahap rasanya sudah dikerjakan sesuai perintah resep. Percobaan pertama, ketika adonan yang sudah difermentasi 3 jam, masuk ke loyang yang sudah dipanaskan 15 menit sebelumnya dalam oven , rupanya kertas alas terangkat ke atas. whoooop. Dan aku baru sadar setelah 15 menit dipanggang, karena ada pekerjaan lain. Duuh, nggak muncul deh tuh lubang - lubang di atas permukaan cake. Setelah matang dan dingin, bika kuiris, dan sesuai dugaaan, gak muncul tuh serat - serat cantiknya. Yaaaaaah, kuciwa deh. Masih penasaran pengen coba lagi dong.

Lalu beberapa hari kemudian percobaan kedua dilakukan, sesuai petunjuk resep juga sama plek. Baca diskusi di milis , katanya sebelum adonan dimasukkan ke loyang panas, kertas alas dioles lagi dengan minyak, inipun sudah kulakukan. Tapi ternyata kejadian, itu kertas alas terangkat lagi. Belajar dari pengalaman pertama, nggak mau kecolongan dong, buru- buru kertas kuangkat dan kubuang. Mulai ada tuh beberapa lubang muncul di permukaan cake. Udah mulai seneng aja tuh, kayanya lebih baik nih.

Setelah matang dan dingin, Bika Ambon aku iris, daaaaaaaan...akupun meringis. Gak bagus juga hasilnya. Serat hanya muncul di bagian bawah cake, berhenti di tengah. Mandeg, mogok. Seperti kembang api tak meletus. Seperti ilalang tak menjulang. Seperti hujan gerimis nanggung. Bete banget deh. Beragam kebingungan mendera jiwa, halaaahhh. Kira - kira apa ya penyebabnya. Api atas sudah jelas tidak dipakai. Adonan sudah tepat 20 menit dikeplok-keplok. Pintu oven sudah dibuka sedikit. Apa doooong penyebabnya, bingung aku nih..



Tapi ya sutralah, sudah diusahakan 2 kali, masih belum semangat lagi memecahkan misteri Bika Ambon ini. Yang penting hasil yang sekarang ini dilaporkan dulu, sebagai bukti usaha walaupun bikin manyun. Hhihihhiii. Nanti kalau lagi senggang mau coba lagi, harussss!! Yang sekarang ini, cukuplah menikmati indahnya pori - pori dari foto Bika di logo lulus ini.


Selasa, 21 Mei 2013

Belajar dari mengajar di Aceh


Teman saya Lily Tyucake , sudah memberi tahu saya jauh hari sebelum keberangkatan kami ke Aceh. Teman Lily, Vera pemilik toko bahan kue Bogor di Banda Aceh, mengundang kami untuk mengajar kursus baking dan decorating cake. Dari pertama mendengar ajakan ini, aku sudah sangat exited. Sudah hitungan belasan tahun aku tidak menginjakkan kaki ke Bumi Serambi Mekah itu. Terakhir ke Aceh saat ikut Papaku meninjau pasukan operasi militer sewaktu Papa dinas di Kodam Bukit Barisan sekitar tahun 1994 dulu.  Jadi tanpa pikir panjang aku langsung mengiyakan ajakan Lily ke Aceh ini.. 

Hari 1 : Lalu tibalah saat keberangkatan kami ke Banda Aceh. Dengan perabotan lenong (baca: perlengkapan decorating) segambreng, kami berangkat pesawat jam 9 pagi. Karena harus transit di Medan, kami baru tiba di Banda Aceh pukul 12.30 siang. Vera sudah menjemput di bandara. 

Dari bandara, Vera mengajak kami makan siang di sebuah warung makan Aditya Jaya di daerah Blangbintang, masih seputaran Bandara juga. Menunya tidak banyak, Ayam "Sampah" , Gulai ayam dan Gulai Kambing. Wow, welcome lunch yang aduhai membelai lidah. 

Disebut Ayam Sampah, karena ayam ini digoreng bersama daun - daunan rempah penambah aroma sedap. Seperti daun pandan, daun kare (di Aceh disebut daun Temurui) serta cabe hijau. Sebelumnya ayam ini diungkep terlebih dahulu dengan bumbu kuning , baru digoreng bersama dedaunan tadi. Selain Ayam, Gulai Ayam dan Gulai Kambing nya tak kalah nikmat. Endes nikmeh sangat. 



Dengan perut yang nyaris penuh, Vera seakan tidak puas menjamu kami. Tak jauh dari Warung Aditya tadi, kami diminta Vera mencoba Rujak Aceh. Sebetulnya Rujak Aceh ini menurutku tidak jauh berbeda dari Rujak biasa yang kita temui di Jakarta. buah - buahan dipotong cacah kecil - kecil baru dicampur dengan bumbu gula dan kacang. Kata Vera, yang khas dari rujak Aceh ini adalah buah salaknya. Padahal kalau dicari, sudah susah membedakan yang mana buah salaknya, hehheheh. Yang paling seru dari makan di warung rujak ini adalah suasananya yang masih asri. Kita makan di pinggir sawah, yang masih banyak sapi serta kambing berkeliaran. Di Jakarta mau makan rujak? Selain nunggu tukang rujak lewat depan rumah (yang pemandangannya adalah pagar rumah tetangga) , di pasar yang kadang ada kadang nggak ada yang jual, atau pergi ke Mall. Heloo, mana sawahnya? :P


Selesai makan rujak , kami bergerak ke Banda Aceh. Sepanjang jalan , aku merasa ini memang lagi hari tersepi di Aceh atau kesehariannya sepi seperti ini. Maklum, biasa lihat Jakarta dengan segala kesemerawutannya, jalanan menuju Banda yang lengang jadi bikin heran.

Toko Bahan Kue - Bogor milik Vera terletak di tengah kota Banda Aceh, tepatnya di daerah pasar Peunayong. Hari sudah menjelang sore saat kami tiba di toko. Masih banyak yang harus dikerjakan untuk persiapan mengajar esok hari. Persiapan kami kerjakan sampai menjelang pukul 21.00. Lelah mulai mendera. Saatnya kami istirahat. Malam itu kami tidur di Hotel Medan, tak jauh dari Toko Bogor.  Pupuk energi untuk kerja berat esok hari.


Suasana pasar Peunayong di depan Toko Bogor


Hari 2 : Pagi harinya pukul 08.30 kami sudah tiba kembali di Toko Bogor. Ruangan sudah siap dipakai untuk kegiatan belajar decorating fondant dasar. Ruangan kelas tidak terlalu besar, tapi cukup memadai. Ada 4 orang peserta pagi ini. Setelah berkenalan satu sama lain, kami langsung mulai belajar tentang dekorasi fondant. Mulai dari tehnik menangai fondant yang benar, trick menutup cake dengan fondant lalu menghiasnya.





Ternyata, walaupun katanya baru belajar, para peserta tidak nampak kesulitan untuk belajar fondant. Masing - masing berhasil menyelesaikan 2 cake dekor fondant. Cantik - cantik pula hasilnya. Kayanya kalah nih pengajarnya. Hihhii.

Materi pertama selesai jam 15.30, lanjut bersih- bersih persiapan untuk materi selanjutnya. Pukul 16.30 materi Rainbow Cake, Ombre Cake dan Tiramisu in Jar dimulai. Kali ini pesertanya jauh lebih banyak, hingga 12 orang. Kami mengajarkan teknik dasar membuat cake, macam - macam cheese frosting serta mendemokan cara asembling cake supaya cantik rapi dan menarik. Peserta berganti-gantian ingin mencoba menata layer demi layer cake. Dan hasilnya pun kami mendapatkan cake yang luar biasa cantik dan tentu saja enak. Tak terasa waktu belajar Rainbow Cake sampai jam 21.00 lebih, kami berberes setelah peserta pulang, dan persiapan untuk materi besok. Selesai beres- bers, pukul 22.30 kami langsung pulang ke hotel, tidur!!!








Hari 3 : Pagi - pagi saat jalan dari hotel menuju toko Bogor, kami sedikit memperlambat jalan kami. Udara pagi Banda menyejukkan nafas. Bersih. Dari kejauhan masih tampak perbukitan hijau . Belum banyak polusi yang menutupi pemandangan. Jalanan juga masih lengang . Kami menikmati tiap hela nafas segar ini. Wuussshh aaahhh...


Ok, cukup urusan menghela nafas yang lebay tadi. Hari ini masih akan berlangsung 2 materi lagi sampai malam. Materi pagi adalah Flower Cupcake. Suasana kursus berlangsung santai hingga sore. Lalu lanjut materi berikutnya yaitu Kukis Hias. Nah, bagian materi sore ini yang seru banget. Pesertanya banyak, ngerjainnya seru, penuh canda dan gelak tawa. Waktu jadi makin terasa panjang karena kami harus antri oven untuk memanggang kukis yang sudah dihias. Setelah Royal icing di atas kukis mengeras , masih harus menunggu juga untuk dingin untuk akhirnya dikemas.  Jadilah waktu yang panjang ini kami gunakan untuk saling berbagi cerita suka duka bakul kue rumahan. Rupanya diantara peserta ada yang sudah tinggi jam terbangnya sebagai penjual kue, bahkan sebagai pengusaha catering.


Hebat-hebat ya mereka, selalu haus ilmu. walaupun pengalaman segudang, tetap ingin tahu hal baru seperti menghias kukis ini. Obrolan kami tak terasa hingga larut dan akhirnya mereka harus pulang. Jam setengah 10 malam bow, gak terasa banget.

Tapi bagi Vera, ini belum malam katanya. Dengan sisa - sisa energi di badan dan mata , Vera membawa kami keliling kota Banda dan menikmati suasana malam hari. Vera menunjukkan dan mengantarkan kami ke Masjid Baiturrahman. Lily dan Vera tidak turun karena peraturan menyebutkan harus berpakaian  muslimah untuk masuk ke area Masjid. Karena sudah malam , suasana Masjid terlihat sepi. Hanya beberapa orang saja yang duduk- duduk di pinggiran Masjid. Masjid Baiturrahman ini luar biasa indah arsitekturnya. Pantas saja namanya begitu tersohor. Nuansa syahdu begitu terasa, ketika terdengar lamat-lamat lantunan ayat suci dari dalam Masjid. Sayang aku tidak bisa terlalu lama, mengingat hari sudah malam.




Setelah itu, kami menerima ajakan Vera untuk makan malam (ronde ke dua). Kami diajak  menikmati kerang rebus   dan martabak telur. Wah, kerang rebus dan sambal kacang nanasnya enak banget. Kerangnya terasa sangat segar. Lily sampai minta tambah lagi.  Hehhehee, laper atau doyan Ly?

Yang juga tidak kalah enak adalah Jus Alpokatnya. Dicampur kopi, saudara-saudara!! Maka jadilah malam itu aku minum Jus Alpokat Kopi. Enak banget, sensasinya beda dengan jus alpokat biasa yang diberi susu. Kami mengakhiri malam itu dengan obrolan panjang lebar soal bisnis kue dan bahan kue, sebelum akhirnya pulang ke hotel.





Hari ke 4  : Di perjalanan menuju Toko Bogor, aku sengaja mengambil jalan lain dari sebelumnya. Kali ini, aku melewati keramaian pasar, melihat hiruk pikuk transaksi serta melihat barang - barang yang ditawarkan para pedagang. Pasar Peunayong sedang ramai - ramainya pukul 08.00 itu. Terlihat juga beberapa kedai kopi yang ramai dipenuhi bapak - bapak yang minum kopi sambil mengobrol. Niatku untuk lebih banyak mengetahui keunikan - keunikan bumbu-bumbu di pasar Aceh ini, tertahan karena hujan turun. Aku langsung bergegas menuju Toko Bogor.



Kursus berjalan jauh lebih santai, karena tidak ada materi sore. Tapi ada 2 materi sekaligus yang disampaikan, yaitu carving cake tas prada dan flower cupcake. Yup materi flowercupcake ini diulang lagi karena ada beberapa peserta yang tidak bisa hadir di hari ke-2. Karena peserta tidak terlalu banyak, suasana jadi jauh lebih akrab. Gelak tawa menghiasi sepanjang siang itu.



Kopi Sanger & Mie Rebus di Mie Midi Ring Road
Saat materi hari itu usai, kami kedatangan tamu istimewa yang merupakan teman milis NCC, mbak Betty Firdaus yang datang bersama 2 anaknya. Bersama - sama dengan mbak Betty sore itu kami keluar untuk mulai menikmati kota Banda. Tujuan kami adalah makan mie Aceh dan minum kopi. Tempat yang kami datangi adalah Mie Midi di Ring Road. Wah, enak banget Mie rebusnya. terasa bumbu rempahnya. Lagipula, porsinya tidak terlalu besar jadi pas di perut. Kopi yang kupesan namanya Kopi Sanger. Kopi Sanger sebetulnya adalah kopi susu. Yakni kopi hitam dan dicampur susu kental manis. Jadi tidak terlalu 'berat' efek kopinya. Sedepppp. Setelah pulang, aku bergegas pulang ke hotel sementara Lily melanjutkan jalan bersama saudaranya yang kebetulan tinggal di Banda. Lumayan, bisa tidur lebih awal. Zzzzzz




Hari ke 5 : Wuuiihh, tidak terasa hari ini adalah hari terakhir kami mengajar di Toko Bogor. Waktu serasa cepat sekali berjalan. Hari ini kami menyampaikan materi figurin fondant. Masing - masing peserta membuat 1 set figurin orang yang terdiri dari Bapak - Ibu dan 2 anak. Materi selesai sore hari, dan ternyata barang yang harus kami bereskan banyak sekali. Hahaha....

Usai berberes, kami mencari makan malam. Kali ini Vera mengajak ke Rumah makan Khas Aceh Trienggading. Rumah Makan ini mirip cara penyajiannya dengan rumah makan padang. Beberapa lauk di hidangkan bersamaan, lalu kita tinggal memilih lauk atau sayur yang akan kita santap.


Seperti lazimnya masakan Sumatera lainnya, masakan Aceh ini banyak tersaji berupa kuah santan dan berasa pedas. Ada beberapa makanan yang khas saya coba  seperti Kuah Pliek U (Kelapa yang difermentasi) , Tumeh Oengkot (Tumis Tongkol), Eungkot Asam Keueng (Ikan Asam Pedas). Semua rasanya istimewa di mulutku. tapi tidak berani banyak - banyak euy, selain karena kandungan santannya, hari sudah beranjak malam, tidak berani makan banyak.

Apalagi setelah dari sini, Vera mengajak kami mengicipi warung kopi terkenal di banda yaitu Kopi Solong Ulee Kareng. Walaupun saat itu sudah larut malam, warung ini masih saja ramai pengunjung. Tetap dengan Kopi Sanger, aku menikmati setiap detik kenikmatan menyeruput kopi Aceh .

Beda sekali rasa kopinya dibanding kopi lainnya . Nendang, tapi tidak berat. Ringan, tapi menyentil. *halahhh. Tidak lupa juga aku beli Kopi Aceh Ulee Kareng bubuk untuk aku bawa pulang.

Seruputan kopi sanger di Ulee Kareng malam ini mengantarkanku pada sebuah renungan di kepalaku tentang Aceh. Betapa indah dan kayanya daerah ini. Dari sisi budaya,kearifan lokal, keramahan sahabat-sahabat baruku, keragaman kulinernya, serta semerbak kopinya. Rasanya niat berangkat ke Aceh untuk mengajar, mengantarkan aku di posisi "sedang belajar" saat ini.

Aceh yang kupikir sedikit seram, ternyata menyambutku dengan "pelukan" dan senyum ramah penduduknya. Perihal aturan syariah yang sering diperdengungkan di ibukota, juga tidak menjadi hal yang menyeramkan di sini. Semua berjalan serasi, aman dan menyenangkan. Aku belajar tentang kebiasaan - kebiasaan penduduk lewat cerita sahabat - sahabat peserta kursus. Aku belajar tentang gelisahnya mereka , ketidak senangan mereka jika ada pihak yang ingin Aceh tidak lagi damai. Aku belajar bahwa sehebat apapun pencapaian orang, mereka terus mau belajar tanpa kenal lelah. Aku belajar banyak dari perjalanan ini. Beranjak dari renungan di kepalaku, kuseruput tetes akhir kopiku. Bergegas kembali ke hotel. Mengistirahatkan badan dan pikiran, untuk perjalanan esok  hari.


bersambung....


Sabtu, 18 Mei 2013

Resep : Dadar Gulung Inti

Dadar Gulung Inti
sumber : Prima Rasa Femina

Bahan Isi:
300 gram kelapa setengah tua, kupas, parut memanjang.
200 gram gula merah, sisir halus
50 gram gula pasir
200 ml air
2 lembar daun pandan

Kulit dadar:
200 gram terigu
2 butir telur kocok
1/2 sdt garam
2 sdm margarine cair
400 ml santan dari 1/2 butir kelapa

50 ml air suji pandan yang diperoleh dari: 3 lembar daun pandan dan 12 lembar daun suji ditumbuk lalu ditambahkan 30 ml air. Peras, saring airnya sebanyak 50 ml.

Cara membuat:
1. Isi : Campur kelapa, air, gula, dan pandan dalam wajan, aduk rata. Jerang di atas api, aduk terus hingga air mengering dan kelapa berwarna kecoklatan.
2. Dadar : Taruh tepung terigu dalam wadah, masukkan telur kocok, garam, dan minyak goreng , aduk rata. Masukkan santan sedikit demi sedikit, aduk dengan whisk hingga adonan tercampur rata dan licin.
3. Masukkan air daun suji pandan, saring adonan.
4. Panaskan wajan dadar, olesi margarine tipis-tipis. Tuang 1 sendok sayur adonan di atasnya, goyangkan wajan agar adonan menutup rata wajan dadar. biarkan hingga matang, angkat.
5. Isi dadar dengan 1 sdm  inti kelapa, lipat sisi kiri dan kanan, lalu gulung. Lakukan terus hingga adonan habis.
6. Sajikan.

Dadar Gulung


Resep : Getuk Lindri

Getuk Lindri

Bahan:
1 kg singkong
200 gram gula pasir
25 gram margarine

1/2 butir kelapa setengah tua, parut
1/4 sdt garam

1/2sdt pewarna merah/hijau

Cara Membuat:
1. Kupas kulit singkong, potong potong singkong, cuci bersih, kukus hingga matang.
2. Kukus kelapa paruit yang sudah dicampur garam selama 30 menit.
2. Selagi panas, campur singkong dengan gula pasir dan margarine, lumatkan dengan ulekan/alu.
3. Bagi 2 singkong yang telah dilumatkan menjadi 3 wadah. Masukkan pewarna merah satu bagian, pewarna hijau satu bagian, sisanya biarkan warna aslinya.
4. Masukkan masing - masing adonan singkong ke dalam gilingan , proses 2 kali berulang hingga mendapatkan adonan yang halus, terakhir taruh adonan yang keluar di atas telapak tangan. Sesudah adonan keluar 5-6 cm , potong dengan menggunakan pisau. tekan bagian pinggirnya hingga getuk membentuk gembung ke atas. Lakukan sampai adonan habis, ulangi cara yang sama untuk adonan warna lainnya.
5. Sajikan hetuk bersama parutan kelapa yang sudah dikukus.

Getuk Lindri

Jumat, 17 Mei 2013

Resep : Kue Lumpur Pandan

Kue Lumpur Pandan
sumber: Prima Rasa Femina

Bahan:
300 gram kentang
5 kuning telur
2 putih telur
250 gr gula pasir
400 ml santan dari 1 butir kelapa
50 gr margarine, lelehkan
1/4 sdt vanilla extract
1 sdm pasta pandan
1/2 sdt garam
175 gram tepung terigu
1/2  butir kelapa muda, kerok

Cara membuat:
1. Kukus kentang hingga masak, kupas kulitnya selagi hangat, halus lumatkan. Sisihkan.
2. Kocok telur dan gula pasir dengan mikser hingga kental. Masukkan santan, margarine leleh, vanilla extract dan garam. Aduk dengan menggunakan whisk hingga rata.
3. Masukkan kentang dan tepung terigu sedikit demi sedikit sambil diaduk terus hingga adonan halus dan licin. Saring adonan, buang ampasnya. Masukkan pasta pandan, aduk rata.
4. Panaskan cetakan kue lumpur diatas api kecil, dibawah cetakan kue lumpur beri alas berupa loyang bekas yang sudah tidak terpakai lagi.
5. Olesi cetakan dengan menggunakan minyak goreng atau margarine, tuang adonan ke dalam cetakan hingga 3/4 penuh. Lalu tutup cetakan hingga setengah matang.
6. Buka tutup cetakan, letakkan kelapa muda kerok sebagai hiasan. lanjutkan memasak dengan menutup cetakan hingga kue lumpur matang. Keluarkan kue dari cetakan.
7. Sajikan





Family Trip: Pulau Belitung part 2.

Bangun pagi masih dengan semangat tinggi. Masih hari untuk jalan - jalan pastinya. Sarapan di hotel Grand Hatika, tempat kami menginap. Seluruh rombongan selesai sarapan dan berkumpul di loby hotel jam 8 pagi. Menaiki bis yang sama, kami dibawa ke pantai Tanjung Kelayang, untuk persiapan menyeberang menuju Pantai Lengkuas. Kata tour leadernya , hari ini kami akan lupa daratan, karena seharian main di laut. Yuhuuuuu, seru banget!






Mendung tebal mengiringi keberangkatan kami menaiki perahu lepas dari Pantai Tanjung Kelayang. Sebelumnya kami dianjurkan mengenakan pelampung untuk berjaga - jaga. Dengan total rombongan kami yang banyak, harus menggunakan 2 perahu untuk mengangkut kami semua. Perahu kayu tersebut mampu mengangkut 15-20 orang kurang lebih. Digerakkan oleh motor di bagian belakang Perahu.





Meskipun mendung, namun angin laut sangatlah bersahabat. Ombak pun tenang mengiringi keberangkatan kami dari bibir pantai Tanjung Kelayang, menyusuri gugusan pulau - pulau kecil jajaran kepulauan Belitung. Terhampar indah di hadapan kami pulau -pulau kecil dengan ciri khas batu- batu granit yang luar biasa besar.

Setelah perjalanan sekitar 20 menit, kami dibawa ke Pulau Pasir. Pulau Pasir ini hanyalah pulau kecil berukuran diameter 8 - 10 meter saja, dan yang terlihat hanyalah gundukan pasir. Pada saat laut pasang, pulau ini bahkan terendam dan tidak nampak dari permukaan air. Di pulau ini banyak terdapat bintang laut. Sehingga binatang ini menjadi favorit objek foto. Walaupun saat itu hujan sudah mulai turun, kami tak segan untuk turun dari kapal, lalu bermain di hamparan pasir putih Pulau Pasir. Selain itu, menyelam di air lautnya pun, airnya putih bening. Foto di dalam air nampak seperti di dalam kolam.








Setelah puas bermain di Pulau Pasir, kami melanjutkan perjalanan ke Pulau Lengkuas. Pulau Lengkuas merupakan tempat wisata favorit di Belitung. Daya tarik utamanya adalah keberadaan Mercusuyar yang dibangun sejak jaman Belanda, yang sampai saat ini masih berfungsi dengan baik. Pulau Lengkuas sama dengan umumnya pulau - pulau di Belitung lainnya, terdapat hamparan batu- batu granit yang menebar hampir rata di pantainya.  Pasirnya putih halus, pantainya jernih, membuat kita semua betah berlama- lama menikmati alam. Di pulau ini, kami menghabiskan waktu sepanjang siang untuk makan siang serta snorkeling. Sementara anak - anak kecil bermain pasir di pinggir pantai.








Selain kami sekeluarga besar ini, Pulau Lengkuas juga ramai dikunjungi oleh wisatawan lainnya. Cukup ramai juga hari itu. Masing - masing rombongan berkelompok untuk makan siang, sisanya menikmati alam Pulau lengkuas. Makan siang kali ini kami disuguhi banyak makanan enak. Mulai dari ikan bakar, cumi bakar, perkedel kepiting, udang goreng, dan lauk sayur lainnya yang tak kalah nikmeh. Kebayang kan setelah seru bermain air laut, lalu menikmati makan siang bersama dengan keluarga.



Dengan menaiki mercusuar setinggi 18 lantai ini, kita bisa melihat pemandangan yang menakjubkan ini. Hamparan laut Cina Selatan membentang luas sejauh mata memandang. Birunya laut, putihnya pasir, dihiasi hitam cerah batu granit serta jajaran perahu kayu yang bersandar menambah lengkap eksotisme pemandangan Pulau Lengkuas.


Tak terasa waktu menjelang sore kami harus meninggalkan Pulau Lengkuas. Walaupun terasa mulai lelah, ternyata petualangan kami tidak berhenti sampai di Pulau Lengkuas saja. Setelah kurang lebih 10 menit kami meninggalkan bibir pantai Pulau Lengkuas, tour guide mempersilahkan kami untuk masuk lagi ke laut dan menyaksikan keindahan bawah air. Wah, serentak kami semua nyebur lagi. Perlengkapan snorkeling terpakai semua. Ada kurang lebih 30 menit kami di spot ini menyaksikan kehidupan dalam laut. Kebetulan masih di perairan dangkal sekitar 5-7 meter, jadi bagi kami yang sedikit pengalaman menyelam dan snorkeling tidak terlalu khawatir. Jadi deh berasa punya kolam air laut sendiri.




Setelah puas snorkeling, kami bergerak pulang menuju Pantai Tanjung Kelayang. Walau badan letih, tapi puas rasa hati. Kebersamaan dan pengalaman seru yang tak terlupakan. Kehangatan keluarga kami bertambah rasanya setelah puas seharian bermain bersama di keindahan pulau - pulau Belitung. Setibanya di pantai Tanjung Kelayang kami langsung mandi dan berganti pakaian, sambil juga menikmati pisang goreng serta empek - empek khas Belitung. Oh sungguh, nikmat Allah mana lagi yang hendak kita dustakan?

--------

Hari ke- 3 di Belitung adalah hari terakhir kami di sini . Karena jadwal pesawat jam 12 siang, tidak banyak tempat yang bisa kami kunjungi lagi. Kami hanya sempat berfoto di Bundaran Batu Satam kota Tanjung Pandan dan mampir sebentar di Museum Belitung. Museum Belitung berupa rumah adat Belitung, yang di dalamnya terdapat berbagai jenis pernak - pernik adat Melayu Belitung.












Rasanya waktu 3 hari tidak cukup buat kami untuk menikmati Belitung. Pemandangan alam nan elok, suasana nyaman menyenangkan, makanan yang enak segar memuaskan. Semoga masih ada umur panjang, badan sehat, langkah ringan untuk kami bisa kembali lagi menikmati keindahan alam Pulau Belitung. Buat teman - teman yang belum pernah, ayo segera ke Belitung. Dijamin bakal ngangenin (bikin kangen). Sumpah! *acung dua jari*

Salam takzim, sampai berjumpa lagi bumi Batu Satam..

 

Pengikut