Di Pepper Lunch, oulet Restoran yang mengusung konsep makanan Jepang "The Original Japanese DIY Teppan Restaurant" terdapat menu Pepper Rice. Sesuai namanya, secara harfiah memang yang disuguhkan adalah nasi dan butiran lada. Tentu bukan hanya itu saja, tapi sebelum saya bercerita lebih banyak, ketahuilah bahwa: Butiran lada di Pepper Lunch ini amatlah lezat!! *taklimat singkat dari penggemar lada*
Saya datang ke Pepper Lunch, atas undangan dari Admin
Indonesian FoodBlogger. Rupanya Indonesia Foodblogger akan memulai program Review Restoran, di mana kami anggotanya diharapkan dapat melukiskan betapa bertaburannya anugerah kenikmatan kuliner di muka bumi ini. Hhehehee *lebay dikit*. Dan pagi itu, tibalah Saya di Pepper Lunch. Suasana masih sepi, sehingga Saya masih sempat melihat para waitress merapikan meja, persiapan akhir sebelum tamu - tamu hadir.
Setelah beberapa FoodBlogger lainnya hadir, acara dibuka. Rika marketing Pepper Lunch menjelaskan tentang keunggulan dari sajian mereka. Pepper Lunch menyajikan makanan di atas hot plate bersuhu 260 derajat celcius. Pengunjung akan menikmati serunya pengalaman "Do It YourSelf" yakni memasak makanan yang tersaji di atas hot plate tadi. Masakan yang sudah kita aduk dan masak ala Teppan itu dapat disantap dengan tambahan lada, honey sauce dan garlic sauce. Lada di sini sangat istimewa. Digerus (dihaluskan) fresh sehari sekali, jika ada sisa, lada ini tidak akan digunakan untuk keesokan harinya.
Kami diminta memilih 3 menu Pepper Rice yaitu: Chicken Pepper Rice , Beef Pepper Rice dan Salmon Pepper Rice. Meskipun diberitahu bahwa unggulan mereka adalah Beef Pepper Rice, tapi saya memilih menu ayam. Karena beberapa teman blogger yang duduk di dekat saya memilih Beef dan Salmon, jadi saya harus coba yang ayam.
Pepper Rice disajikan di atas hotplate yang sebelumnya telah dipanaskan selama 70 detik. Nasi dicetak dicetakan khusus yang membentuk cekungan di atasnya, tempat nantinya butter special diletakkan. Butter ini dibuat khusus oleh Pepper Lunch untuk menambah citarasa gurih special di setiap sajian. Beda dari butter lainnya, butter ini memiliki citarasa rempah khusus, beraroma bawang putih sepertinya. Yang pasti, butter ini nantinya akan meleleh seiring dengan adukan tangan kita memasak di atas hotplate yang panasnya gila-gilaan itu.
Setelah Pepper Rice tersaji di depan saya, maka tugas berikutnya adalah 'memasak' nya di atas hotplate. Harus segera dilakukan, supaya nasi tidak gosong dan lengket terlalu lama terpanggang di atas plate. Di moment ini lah butter yang sebelumnya ada di atas nasi, akan melting karena panasnya plate, berbaur di sela - sela butiran nasi, jagung manis dan daging ayam/sapi/salmon. Daging ayam yang tadinya mentah pun akan ikut masak karena panas. Bumbu rempah pada butter merasuki sela - sela nasi berpadu dengan butiran lada , menciptakan harmoni kelezatan yang digaungkan oleh Pepper Lunch. Yukkkk, tunggu apalagi , saatnya saya icipi. Caution : The Plate is HOT!
Ok, suapan pertama: Rasa bawang putih terasa. Rasa Pepper Rice ini samar senada dengan rasa nasi goreng Restauran Chinese Food. Ada aroma rasa bakaran. Suapan berikutnya, kita ambil ayamnya, mmhmmm lembut gurih. Mungkin karena daging ayamnya dimasak tidak terlalu lama, masih terasa kelembutannya. Ayo lalu saya coba pakai Garlic sauce, waduuuh asin jadinya. Untung nyobanya sedikit, hehhehee. Honey sauce juga dicoba, nah malah lebih enak nih. Rasa manis sauce nya memberi sensasi rasa tersendiri. Kelihatan bener ini kalau yang makan orang Jawa, demen ama yang manis. :D.
Walaupun di awal penyajian Pepper Rice ini sudah ditaburi lada, namun tak ada salahnya saya coba lagi. Sedikit dulu, di atas sesendok nasi. Wah, enak nih. Suapan berikutnya, tambahin lada lagi di beberapa tempat, saya aduk merata. Saya makan lagi, lho, beneran ini enak. Tambah dikit lagi aaah, endyaaaaaang jadi enak banget! *celingak celinguk* Beberapa teman blogger mengomentari apa tidak terlalu banyak lada yang saya masukkan. Ohya, mungkin memang banyak. Tapi saya suka. Hhehhee. Pepper Rice yang awalnya terasa seperti layaknya nasi goreng Chinese Food jadi jauh lebih istimewa karena penambahan lada / pepper yang spesial ini. Harumnya Perpper dan butter itu lho, seperti memanggil manggil saya untuk menghabiskannya. Hahhaaa, jadi geli saya lihat beberapa teman yang lain menyisakanya, Pepper Rice punya saya tandas tak bersisa *lap mulut belepotan*.
Bersamaan dengan hampir habisnya Pepper Rice di hadapan saya, waitress datang menyajikan cup dessert yaitu Red Velvet in cup. Rasa cheese frostingnya light, ringan rasa kejunya. Cakenya juga lembut beremah, khas red Velvet. Tidak terlalu istimewa, tapi cukup lezat untuk dihabiskan. Hhahhaaa, kayanya nggak kenyang-kenyang ya saya. Sepertinya undangan review kali ini membuat saya pengen coba icipi menu lainnya di kesempatan yang lain.
Selain di Cilandak Town Square, tempat di mana kami review kali ini Pepper Lunch Reataurant terdapat di Plaza Senayan, Plaza Indonesia, Mall Taman Anggrek, Gandaria City, Summarecon mal Serpong, Central Park, Supermal Karawaci, dan Kota Kalablanka. Selain Outlet berbentuk Restaurant , pepper Lunch hadir dalam konsep pepper Lunch Express yang terdapat si Senayan City, Emporium Pluit, Kelapa Gading Mall, Puri Mall, ondok Indah Mall, Ciputra Mall, Alam Sutrera, Kuningan City. Selain itu pepper Lunch juga hadir di Bandung, Surabaya, Medan, Bali, dan Makasar.
Menu andalan Pepepr Lunch selain Pepper Rice adalah Pepper Steak. Lihat dari display yang terpampang di dinding, sepertinya seru nih untuk dicobain, untuk masak steak di Hotplate sendiri nanti. Atau, lain kali saya harus coba Chicken Oglio Olio, Salmon Cream Pasta with Mushroom, Wagyu Yakiniku with Egg, Teriyaki pepper Chicken, Curry Rice with Double Hamburg Steak, waduh waduh jadi pengen semua nih. Tolong, ada yang mau menemani saya?