Olala, I just knew that October 16th is World Bread Day. At the last time by the end of deadline submissions about Bread, this is my entry for #World Bread Day. : Roti Buaya ( Crocodile Bread)
Why this Bread called Crocodile Bread? Because it's shape is truly like Crocodile. This Roti Buaya usually served at a Betawi’s traditional wedding ceremony.
Roti Buaya merupakan bagian dari budaya di Indonesia, khususnya pada masyarakat Betawi, penduduk asli kota Jakarta dahulu Batavia.
Bagi masyarakat Betawi, roti buaya merupakan simbol dari kesetiaan, maka dari itu di setiap acara pernikahan adat betawi, selalu menyertakan roti buaya sebagai seserahan di samping mas kawin/mahar, dan perlengkapan lain seperti baju, kain,perhiasan, serta beberapa peralatan rumah tangga.
Roti buaya menempati porsi yang penting di banding peralatan seserahan lainnya. karena roti ini mempunyai makna sebagai ungkapan kesetiaan bagi calon pengantin yang akan melaksanakan pernikahan. Hal ini terinspirasi dari kebiasaan buaya yang hanya kawin sekali seumur hidupnya. Sementara perwujudan roti, juga memiliki makna tersendiri. Roti bagi masyarakat Betawi merupakan simbol dari kemapanan secara ekonomi. jadi diharapkan pengantin selain bisa saling setia juga hidup dalam kondisi yang mapan dan berkecukupan.Dan mayarakat Betawi mempercayai hal ini turun temurun hingga saat ini. (sumber: http://rotibuaya.com/)
Bahan-bahan roti buaya ini, seperti roti manis pada umumnya. Namun untuk mendapatkan bentuk menyerupai bentuk buaya perlu keterampilan sendiri.
ROTI BUAYA
dari :Sajian Bersama Bogasari
Bahan
* 1000 gr terigu Cakra Kembar/Kereta Kencana
* 250 gr gula pasir
* 100 gr margarine
* 15 gr garam
* 25 gr ragi
* 15 gr susu bubuk full cream
* 3 butir telur
* 70 cc air es
* Pewarna secukupnya
Cara Memasak :
* Bahan dimasukkan ke dalam mixer, aduk sampai kalis/halus.
* Timbang sesuai dengan ukuran roti buaya.
* Variasi roti disesuaikan dengan bentuk.
* Panggang adonan hingga matang.
T i p s :
* Gunakanlah tepung Cakra Kembar/Kereta Kencana untuk membuat Roti Buaya.
* Perbandingan kepala dengan badan serta ekor dalam membuat roti buaya adalah 1:3.
* Fermentasi akhir maksimal 30 menit agar bentuk buaya tidak berubah.
Being a symbol of loyalty, roti buaya becomes not only culinary treasure, but more of cultural heritage that needs to be maintained through generations.
Happy World Bread Day!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar