Rabu, 06 Oktober 2010

Sawut untuk Presiden

Mumpung Tanah Air sedang heboh dengan berita Presiden SBY batal ke Belanda, sekalian deh cerita soal orderan 'istimewa' kali ini. Istimewa bukan karena jumlahnya yang aduhai, atau jenis pesanan yang bikin dahi mengernyit bingung memikirkan model dekorasi , cara membawa, cara mengemas  atau yang lainnya.Istimewa karena kali yang memesan adalah panitia Hari Kesaktian Pancasila 1 Oktober  untuk hidangan di ruang tunggu VVIP + VIP pada Upacara Hari Kesaktian Pancasila ini di Lubang Buaya.

Harusnya, sudah bisa lebih santai. Karena ini re-order. Tahun lalu, panitia yang sama juga memesan pada kami. Tapi dasar manusia, ya tetep aja deg- deg an..hihihii. Karena tidak sama dengan pesanan - pesanan lain, kali ini harus melewati pemeriksaan ketat Paspampres. Yang diperiksa tentu saja : apakah mengandung racun, mengandung MSG, mengandung pengawet, mengandung pewarna yg tidak aman, apakah sudah basi, dll. Padahal, kalau dipikir - pikir rombongan VVIP dan VIP ini hanya sebentar di ruang tunggu, transit sekejap 15 -30 menit , lalu kemudian upacara. Setelah Upacara langsung bergerak pulang. Hehehe, kadang sebagai orang awam memandang hal ini nggak sepadan ama rentetan protokolernya. Tapi toh bukan urusan kita juga ya kan, negara punya aturan baku tentang keamanan Presiden dan Wakil Presiden, kita ngikut aja.

Untuk pemilihan menu, Panitia menyerahkan sepenuhnya pada kami. 'Bisikan' dari panitia sejak tahun lalu, katanya kalau dihidangkan cake, bolu biasanya tidak pernah disentuh. Dan dapat titipan pesan, kalau Tahu Isi yang tahun lalu dihidangkan, diminta kembali. Yup akhirnya setelah diskusi, kami memutuskan membuat : Tahu Isi, Sosis Solo basah, Klappertaart dan Sawut.

Untuk Tahu Isi, tahu sengaja diimpor dari Bandung, kami pakai tahu Tauhid dan tahu Yunyi. Bukan apa - apa, pengamatan kami selama ini tahu dari Bandung ini lah yang paling memungkinkan tidak pakai pengawet sama sekali. Tahu - tahu di Jakarta, biasanya kami simpan 3- 4 hari di kulkas, masih bagus. Sementara tahu Tauhid dan tahu Yunyi 2 hari saja di chiller permukaannya mulai berlendir dan jika dimasak akan mudah hancur. Tahu Isi  kali ini diisi dengan daging giling dan parutan wortel, dikukus dahulu lalu digoreng dengan telur.

Sosis Solo diisi dengan ayam seperti isian lemper. Namun tidak digoreng lagi. karena tahunya sudah digoreng. Klappertaart menggunakan resep Klappertaart Wilton, dikemas dengan alumunium cup personal.

Berikutnya adalah Sawut.  Sawut ini sangat mudah membuatnya. Singkong di parut kasar. Dicampur irisan tipis gula merah, lalu dikukus. Dihidangkan dengan parutan kelapa yang dikukus terlebih dahulu. dikukus langsung diatas alumunium cup, yang sebelumnya dialas daun pisang.


Mengerjakan sejak 1 hari sebelumnya untuk membuat Klappertaart, lalu disimpan di chiller. Tahu Isi juga dibuat sorenya sampai tahap pengukusan, simpan di chiller. Bangun jam 2 pagi, untuk membuat Sosis Solo, Sawut dan menggoreng Tahu. Jam 05.00 snack - snack ini diberangkatkan, karena ditunggu jam 05.30 oleh Paspampres untuk pemeriksaan. 1 jam setelahnya dapat kabar kalau semua lolos pemeriksaan, Alhamdulillah.

Karena lolos pemerikasaan ini lah yang paling utama. Kalau sempat tak lolos, kredibilitas kita yang buruk, ya nggak? Sudah tidak saya pikirkan lagi, apakah Presiden, Wakil Presiden , Mentri-Mentri makan seberapa banyak hidangan dari kami. Suka atau tidak suka, entahlah. Yang pasti sampai sekarang, Panitia tidak ada keluhan dan malah berterimakasih. Kami sudah berbuat yang terbaik, sudah dibayar lunas, selanjutnya, Allah yang mengatur rejeki kita :). Dan yang paling penting dari semuanya adalah pengalaman berharga yang tidak semua orang bisa merasakannya, Alhamdulillah.

1 komentar:

hariyono mengatakan...

salam kenal mbak. wah, menarik juga ternyata ceritanya. ribet juga yah kalo yang pesen orang penting di negeri ini, RI-1 beserta jajarannya pula. yang selama ini bikin kue ribet karena masak ato ngehiasnya, tapi dari pengalaman mbak ada yang lebih ribet lagi yaitu melewati seleksi paspampres untuk keamanan makananya, hehehe

 

Pengikut