Selasa, 02 Maret 2010

Kesederhanaan Cijapun

Menulis cerita tentang Cijapun seperti membayar hutang. Hutang apapun.., kerinduan, kebahagiaan sekaligus kepedihan. Cijapun hanyalah secuil titik ordinat bumi, yang tak terbantahkan meninggalkan bekas mendalam di hati.Bahkan jauuuh sebelum aku menyambanginya. Sedikit nada melankolis mengalun di benak, jika memandang alam Cijapun..

Berikut adalah penuturan "Pawang Cijapun" padaku tentang bagaimana mencapai lokasi Cijapun.

Kebun Kecil Cijapun tersembunyi di Selatan Sukabumi. Pada sebuah pebukitan kecil di Desa Cihaur, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi. Sekitar 1 jam perjalanan dengan mobil dari Palabuhan Ratu.

Mencapai Cijapun, jika diawali dari Cibadak atau Sukabumi, berbelok ke kiri pada pertigaan Bagbagan (sekitar 200 meter dari gerbang kota Palabuhan ratu). Sekitar 1 jam perjalanan menyusur pebukitan di jalur Palabuhan Ratu – Sukabumi, akan sampai kawasan Perkebunan Teh Cigaru. Bila sudah sampai sana, Cijapun sudah dekat. Belok kanan saja di pertigaan Cigaru, sekitar 5 km aka nada kawasan perkebunan teh milik PT Perkebunan Teh dan Karet Cihaur. Cijapun ada di dalam kawasan itu.


Sebenarnya sih penuturan nya tak terlalu perlu. karena toh sampai nya diriku kesana karena ada mahluk bernama supir, hehhhee. *maksudnya biar yang baca tahu gitccuu..*
Kebun Cijapun ini dikeola keluarga Pakdeku, dikomandani seorang  lelaki unik multi talented  bernama Syamsul Asinar Radjam, kami memanggilnya Pakde Chan -  seorang lelaki yang amat sangat beruntung terikut gerakan bumi kesasar ketemu kekasih hati yang nota bene adalah sepupuku. hehhehheee, cukup sekian cerita tentangnya...

 


Komoditi perkebunan ini adalah Pepaya.  kalau sudah panenn.. wooww.. setidaknya Duren Sawit kebagian deh..hhehehe. 






Pakde Chan pernah menemukan satu bentuk lucu dari panenan pepayanya...




hhahahhaaaa, nggak tahan dari tadi sebetulnya mau pamer yang ini...







inilah beberapa  tuturan indah dari pemandangan Cijapun, sederhana tapi memikat...



Di tengah areal perkebunan, terdapat telaga kecil. Tak terlalu indah memang, tapi menyegarkan.Sempilan penambah variasi pemandangan Cijapun.
Terdapat beberapa pondokan yang dihuni sang pawang , dan beberapa keluarga pekerja kebun. Setiap hari pukul 6 pagi, dibunyikanlah kentongan jam makan pagi, dan ini berulang di jam 12 siang dan 7 malam untuk jam makan bersama.











Kebun tak melulu kaum muda gagah perkasa trengginas, yang mengagetkan hati adalah sesosok lelaki senja usia tak peduli peluh panas dia tetap mengisi harinya dengan bekerja.. 


hahhahaa.. jadi mentertawakan diri sendiri, betapa malasnya aku selama ini..










Cijapun juga menoreh cerita tentang kepedihan. Cijapun adalah tempat di mana  "sahabat batinku"  melabuhkan hidup terakhirnya di sini. Tempat ia merajut mimpi berdua si Pawang, tapi kemudian dengan senyum bahagsa melepas semuanya, dan beban tertanggung dipundak si kawan.
Sungguh aku rindu setengah mati kepadamu , Mbak!!!




Dia meninggalkan jejak kasih sayangnya pada seorang anak di sana, Ratih. Yang tinggal bersama nenek nya..bekerja juga di ladang perkebunan ini.









Cijapun bercerita tentang kesederhanaan, tentang bagaimana menjalani hari tanpa obsesi berarti. Pengelolaan kebun secara organic juga pasti buah dari komitmen sederhana ini. Tak perlu tinggi mimpi, buat apa kalau sesudah itu kita mati.

Cijapun bertutur tentang sebuah harapan. Kelolanya menghidupi banyak perut. Matahari paginya menggiatkan banyak pikiran. 

Cijapun juga mendesakku ke sebuah pojok kerinduan tak tertuntaskan. Pada seorang Nyonya Kebun yang kurindu senyumnya. Yang pasti tengah bahagia memeluk dua bidadari kecilnya di pelataran surga.. hiks...

Selebihnya, Cijapun hanyalah indah... 


4 komentar:

Syam mengatakan...

Terima kasih, Mak Ndaru...
catatan ini terbaca sebagai doa untuk Mbak Ia dan Petani Malas von Cijapun :)

Anonim mengatakan...

untung sudah pernah di mari, timbuktu biru

Puguh Herlambang mengatakan...

Teringat sama Pak Endang, Ruhiyat dan Yunus satu keluarga yang berprofesi sama... Mereka dulu teman sekaligus rekan yang baik... semoga baik2 saja dan diberi kecukupan. Salut sama orang2 perkebunan Cijapun dan sekitarnya yang tiada lelah pandai bersyukur.

Unknown mengatakan...

Jadi penasaran dengan yg namanya Cijapun. Sangat ingin "mencuri" kearifan berkebunnya. Salam ya mbak Citra....

 

Pengikut